wibiya widget

Minggu, 16 Januari 2011

Kompos Menjaga Kualitas Tanah

yang namanya kompos sudah dapat dipastikan pasti berbahan dasar organik dan dapat meningkatklan kesuburan tanah. selain itu produk organik tentunya sangat ramah lingkungan. selain itu tentu yang kitra harapkan adalah dapat meningkatkan hasil pertanian kita.

Saat ini sebagian besar manusia seakan lupa adanya kehidupan di tanah. Seperti tumbuhan, hewan dan manusia, makhluk hidup di dalam tanah ini juga memerlukan oksigen, air dan nutrisi lainnya. Namun banyak dari manusia tidak menyadari atau melupakannya dengan melakukan aktivitas hidup yang tidak memperhatikan kepentingan makhluk hidup di dalam tanah.

“Seringkali kita menutup tanah dengan bangunan, jalan beraspal dan semen. Kondisi ini akan mengakibatkan pori-pori tanah tertutup dan berkurang, sementara bangunan mempengaruhi tanah. Akibatnya tanah menjadi turun dan retak, seperti beberapa kejadian di Jakarta,” kata Kamir Brata dari Institut Pertanian Bogor (IPB) saat pelatihan pembuatan biopori dan kompos di “Indonesia Organic and Green Fair 2010,” yang dilaksanakan di Lapangan Taman Koleksi, Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat (7/11).

Ketika tanah ditutup, oksigen, air dan nutrisi tidak bisa menyerap dalam tanah dan menimbulkan tanah tidak subur. Makhluk hidup dalam tanah tidak mendapat makanan, air dan oksigen. Selain itu air hujan juga tidak bisa terserap dalam tanah dan tergenang menimbulkan banjir.

“Perlu upaya agar kondisi ini tidak semakin parah dan makhluk hidup dalam tanah bisa kembali hidup,” kata Kamir Brata.

Carany, dengan membuat biopori, mengolah sampah organik (basah) menjadi kompos dan mengurangi sampah an-organik (kering) yang bisa menghambat penguraian ataupun peresapan air dan nutrisi dalam tanah. Lubang biopori sangat penting untuk menyerap dan menampung air tanah kembali dan juga untuk menjaga kualitas lingkungan hidup.

Lubang biopori bisa dibuat dengan alat bor di halaman rumah yang masih ada. Ukuran diameter biopori ini 10 cm dan kedalaman 1 meter. Agar air mudah masuk ke dalam lubang biopori, perlu dibuat alur-alur ke arah lubang biopori. Besar dan dalamnya secukupnya agar air mudah mengalir ke lubang biopori.

Selain bisa menampung dan menyerap air, lubang biopori juga bisa diisi dengan sampah organik sehingga bisa menjadi kompos. Usahakan sampah an-organik tidak masuk ke dalam lubang biopori karena akan menghambat proses penyerapan air atupun pengolahan sampah organik menjadi kompos.

Pengomposan Metode Takakura

Di kesempatan yang sama, Daniel Mangoting dari ELSPPAT Bogor juga mengajak para pengunjung pameran untuk membuat kompos dari sampah organik untuk skala rumah tangga. Kali ini Daniel memperkenalkan metode takakura yang berasal dari Jepang. Daniel menjelaskan bahwa bahan-bahan yang diperlukan dalam pengomposan metode takakura yaitu keranjang dari bahan plastik polypropilen (agar tidak bereaksi dengan sampah dan menimbulkan zat-zat yang tidak baik dalam kompos), pelapis keranjang berupa kardus atau karung goni, dan bantal dari gabah padi yang diletakkan di dasar keranjang yang sudah berlapis kardus atau karung goni.

Fungsi dari bantal di dasar keranjang ini untuk menjaga kelembaban. Sedangkan fungsi keranjang yang berlubang kecil-kecil adalah agar tetap ada sirkulasi udara yang keluar masuk keranjang dimana proses pengomposan berlangsung.

Lalu masukkan biang kompos (kompos setengah jadi) ke dalam keranjang yang sudah dilapisi kardus (karung goni) yang didasarnya ada bantal dari gabah padi hingga ketinggian ¾ keranjang, lalu buat lubang didalamnya. Setelah itu masukkan sampah organik yang sudah dipotong kecil-kecil, tutup dengan biang kompos lagi lalu bantal gabah padi. Di atas bantal tutup dengan penutup keranjang yang sudah dilapisi dengan kain (tutup keranjang dilapisi kain agar serangga dan lalat tidak bisa masuk ke dalam keranjang yang bisa menimbulkan belatung-red). Hari berikutnya pada pagi hari, sampah dalam keranjang bisa diaduk dan dimasukkan lagi potongan sampah berikutnya. Ditutup lagi dengan biang kompos, bantal dan penutup keranjang, berulang kali hingga sampah memenuhi keranjang.

Setelah 2-3 hari, jika diraba, keranjang akan terasa panas. Ini menandakan proses pengomposan berhasil. Akan terjadi penyusutan volume sampah dalam proses pengomposan metode takakura ini. Dan setelah dua bulan, kompos bisa dipanen dan digunakan untuk pemupukan.

Rabu, 05 Januari 2011

mengatasi sampah dengan sampah

ini merupakan judul dari sang inovator yang berhasil menemukan cara untuk menguraikan sampah styrofoam yang belakangan ini ramai dibicarakan karena sampah ini sulit diuraikan.
ternyata selalu ada cara mengatasi segala yang dianggap sulit dan pernah terfikir tidak mungkin. buktinya kini sampah styrofoam tersebut telah ditemukan cara penguraiannya.
klik untuk menyimak ulasan lengkap mengenai ini 

Senin, 03 Januari 2011

septik tank ramah lingkungan

mungkin anda baru mendengar septik tank ramah lingkungan. ya anda tidak salah membaca.
kini ada sebuah septik tank yang dibuat dengan teknologi jerman dan merupakan produk ramah lingkungan.

septik tank ini mampu menguraikan limbah detergen dan menguraikan maaf "tinja" sehingga air yang melewatinya dapat langsung dialirkan ke sungai dengan tidak mencemari air dan juga tidak membahayakan kehidupan air.

produk ini juga dapat di bawa pindah jika anda kelak berpindah rumah. penggagas septik tank ramah lingkungan ini juga mengklaim bahwa produknya ini tidak memerlukan pengurasan atau sedot wc.

apakah anda tertarik memilikinya?