wibiya widget

Rabu, 22 Desember 2010

bio gas merupakan gas ramah lingkungan

kotoran ternak, seperti sapi, kerbau  dan ternak yang lain akan menjadi penghasil gas yang dapat digunakan untuk memasak atau bahkan dapat diubah menjadi sumber penerangan. seperti yang terlihat di beberapa kampung di daerah puncak, bogor, jawa barat. para peternak sapi memanfaatkan kotoran sapi untuk diolah menjadi gas dan mereka menggunakannya untuk menyalakan kompor.
jangan diragukan lagi jika gas yang dihasilkan adalah ramah lingkungan.


Pembusukan biomassa secara alamiah juga menghasilkan methane. Gas tersebut, yang dikenal dengan nama biogas, kemudian dikumpulkan pada satu wadah yang bisa terbuat dari mulai plastik hingga beton, dan digunakan untuk menghasilkan listrik.

Sedangkan untuk mendapatkan gas methane di tempat pembuangan akhir sampah, biasanya dibuat lubang seperti sumur untuk melepaskan gas tersebut dari dalam tumpukan sampah biomassa. Pipa-pipa dari setiap sumur tersebut akan mengalirkan gas methane ke sebuah pusat pengolahan, dimana gas tersebut akan disaring dan dibersihkan sebelum dibakar untuk menghasilkan listrik dan mengurangi gas methane (gas penyebab efek rumah kaca) yang dilepaskan tempat pembuangan akhir sampah.


Methane juga bisa dihasilkan dari biomassa melalui penguraian secara anaerobik. Bakteri-bakteri digunakan untuk mengurai bahan-bahan organik dalam kondisi tanpa oksigen di suatu reaktor yang tertutup. Gas hasil penguraian tersebut bisa digunakan untuk menghasilkan listrik, sementara limbah-limbah yang cukup mengganggu bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat.

Senin, 20 Desember 2010

bio plastik hasil rekayasa genetik

mungkin jika anda belum pernah membaca atau tak pernah browsing dengan kata hijau atau global warming anda tidak akan pernah menemukan kata bioplastik.
apakah itu?
bioplastik adalah produk pengganti plastik yang ramah lingkungan.


Bioplastik memang layak dikembangkan sebagai pengganti plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, yang saat ini mulai menumpuk di lautan sebagai polutan.  Hanya masalah waktu bioplastik akan menjadi bagian keseharian manusia sama sepertikotoran atau lumpur di sekeliling kita.

Sebuah terobosan baru dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan dari Brookhaven National Laboratory dan Dow AgroSciences. Genetik tanaman salah satu keluarga dari kubis --Arabidopsis-- direkayasa agar menghasilkan sebuah asam lemak sebagai bahan dasar bioplastik.Arabidopsis sendiri merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai model di laboratorium.

Omega-7 merupakan asam lemak yang banyak digunakan untuk membuat bioplastik. Karenanya untuk menghasilkan omega-7 dalam jumlah banyak, ilmuwan-ilmuwan tersebut memusatkan perhatiannya pada biji tanaman. Menurut hasil riset mereka yang telah dipublikasikan online di jurnal Plant Physiology, hingga saat ini mereka masih mendapati tanaman Arabidopsis bisa menghasilkan asam lemak tersebut di bijinya dalam jumlah yang banyak.

Meski hasil riset yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan di Brookhaven National Laboratory dan Dow AgroSciences menunjukkan bahwa memproduksi bahan tersebut dalam skala industri memungkinkan untuk dilakukan, namun masih tetap diperlukan lebih banyak riset dan teknologi untuk mengekstraksi bahan-bahan yang terkandung di dalam tanaman. Dan tentunya tidak akan ada polemik jika bioplastik dibuat dari tanaman non pangan.



sumber planethijau dot com

Jumat, 03 Desember 2010

teknologi ramah lingkungan

Ada tiga hal pokok yang jadi pilar mitigasi Pemanasan Global, yaitu efisiensi energi, beralih ke teknologi non fosil yang ramah lingkungan, dan mempercepat penggunaan teknologi ramah lingkungan

penyebab utama dari pemanasan global adalah manusia. Ada dua sumber emisi CO2, yaitu alami dan buatan manusia (anthropogenic). Yang paling besar jumlahnya adalah sumber dari manusia (yaitu dari sumber energi, khususnya energi fosil (minyak bumi, batubara, dan gas bumi) yang dibakar untuk mendukung kehidupan manusia. Naiknya kadar CO2 akibat pembakaran bahan bakar fosil yang melampui kadar yang pernah ada menyebabkan terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang terparah terjadi di daerah khatulistiwa dimana Indonesia berada. Karena jika es kutub mencair, akibat naiknya suhu global, maka cairan es tadi mengalir dari kutub ke khatulistiwa, sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut yang dapat menenggelamkan pulau-pulau di katulistiwa. Perubahan iklim akibat dampak pemanasan global diantaranya : (1)meningkatnya intensitas hujan yang akibatnya akan sering terjadi banjir, baik di daerah basah maupun kering. (2)Berkurangnya sumber air yang akan menyebabkan menurunnya produksi pangan. (3)Meningkatnya jumlah penyakit dan kematian akibat gelombang panas, angin puting beliung, banjir, kekeringan, kebakaran serta meningkatkan kekurangan gizi.


pemanasan global dapat dikurangi dengan : (1)melakukan Konservasi dan Efisiensi Energi (Mengurangi penggunaan kendaraan, meningkatkan efisiensi alat pemanas, pendingin, lampu dan alat-alat rumah tangga lainnya, Meningkatkan efisiensi PLTU batubara), (2)melakukan penangkapan dan penyimpanan karbon, yaitu Memperkenalkan sistem penangkapan CO2 dan menginjeksikannya ke lapisan tanah dalam (formasi batuan) dari PLTU batubara skala besar atau gas, menggunakan sistem penangkapan pada produksi hidrogen dari bahan bakar batubara untuk milyaran kendaraan bermotor; Menggunakan sistem penangkapan dalam proses pembuatan bahan bakar sintetis dari batubara sebanyak 30 juta barel per harinya.  (3)menggunakan Bahan Bakar Rendah Karbon, diantaranya mengganti PLTU batubara dengan bahan bakar gas; Mengganti batubara dengan PLT Nuklir. (4)menggunakan Energi terbarukan dan Biostorage, diataranya energi angin,energi matahari/tenaga surya, hidrogen, meningkatkan produksi ethanol untuk biofuel, menghentikan pengggundulan/perusakan hutan, dan mengembangkan konservasi pengolahan lahan untuk tanaman